Internasional

Animo Ikut Konferensi Internasional Media Islam Cukup Tinggi

Jakarta, 30/11 (Pinmas) - Animo peserta untuk mengikuti Konferensi Media Islam Internasional ke-2 di Jakarta cukup besar dan hingga kini tercatat sebanyak 282 orang, dan sebanyak 135 orang di antaranya berasal dari luar negeri dan selebihnya dari tanah air. Staf anggota Sekretariat Konferensi Media Islam Internasional ke-2, Hasbu Marzuki di Jakarta, Selasa, menyatakan, hingga kini pendaftaran masih berlangsung dan diharapkan dari kalangan media massa ikut ambil bagian dalam kegiatan akbar tersebut. Diperkirakan sebanyak 400 peserta akan ikut konferensi tersebut. Konferensi ini akan berlangsung tanggal 12 - 16 Desember di Hotel Sultan Jakarta dan diharapkan akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ia menjelaskan pula, para Kepala Kantor Kementerian Agama di seluruh Indonesia termasuk juga dari kalangan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) akan menyukseskan konferensi tahunan tersebut. Sebelumnya Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat juga menyebutkan bahwa konferensi itu diperkirakan dihadiri 400 peserta dari negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan juga negara non anggota OKI. Konferensi ini diharapkan bisa memberi keseimbangan informasi mengenai Islam dan masyakarat Muslim di seluruh dunia.

Konferensi akan menghadirkan 20 pembicara utama (keynote speaker) dari berbagai negara termasuk Indonesia seperti Prof DR Azyumardi Azra, Prof DR Komaruddin Hidayat, DR Alwi Dahlan dan Parni Hadi. Dijadwalkan konferensi ini akan dibuka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Sedangkan untuk penutupannya dijadwalkan kehadiran wakil presiden. Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Sekjen Kementerian Agama, Bahrul Hayat, mengatakan, Konferensi kali ini ditujukan untuk meningkatkan kerja sama dan membentuk jejaring di antara negara Islam di bidang pengembangan informasi dan teknologi komunikasi.

"Konferensi ini tidak akan menyisipkan agenda politik. Namun tidak menutup kemungkinan, dalam konferensi tersebut akan dibahas pula masalah terorisme dan Palestina.Streotipe mengenai terorisme dan Islam itu memang diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan informasi. Begitu juga dengan Palestina, "kata Bahrul. Lebih lanjut Bahrul menjelaskan, definisi media Islam yang terlibat dalam konferensi ini tidak merujuk pada identitas keagamaan. Namun labelisasi Islam di sini lebih menunjukkan media-media yang terdapat di negara-negara bermayoritas muslim.

Selain itu, konferensi ini bertujuan meningkatkan kerjasama dalam bidang media dan informasi negara-negara Islam, sehingga menghasilkan networking yang kokoh dalam upaya memajukan dan meningkatkan pengetahuan umat Islam pada umumnya, dan memajukan industri media islam pada khususnya, serta mengantisipasi persoalan-persoalan yang muncul dan merugikan umat Islam. Sementara itu untuk konferensi ini, Pemerintah RI dalam hal ini Kementerian Agama (Kemnag) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerjasama dengan Rabithah Alam Islami (Ikatan Islam se-Dunia) NGO yang berpusat di Makkah, Arab Saudi.

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari konferensi pertama yang pernah digelar pada 1980. Konferensi Media Islam Internasional ke-1 pernah diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 1-3 September 1980 yang diikuti oleh 327 peserta dari 49 negara. Saat itu Delegasi RI diketuai oleh Menteri Penerangan RI. Pada konferensi tahun 1980 tersebut telah dihasilkan deklarasi Jakarta yang berisi kode etik wartawan Islam; penetapan Sekjen Rabithah Alam Islami (Ali Al Harakan) sebagai Sekjen tetap Media Massa Islam sedunia yang berkedudukan di Makkah; dan Pendirian Dewan Tertinggi Penerangan Islam yang berkedudukan di Makkah. (Ant/Es).

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua