Nasional

BEM: AKAN TERJADI INSTABILITAS DI KAMPUS IAIN-IB

Padang, 14/7 (Pinmas) - Ratusan massa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Imam Bonjol Padang kembali berunjukrasa menolak pemilihan ulang rektor periode 2005-2009 dan jika Menteri Agama RI tidak menanggapi aspirasi ini, BEM mengancam terjadi instabilitas di kampus tersebut. Unjukrasa dipusatkan di halaman Kantor DPRD Sumbar di Padang, Jumat, berlangsung damai dan mendapat pengamanan aparat Kepolisian.Massa juga membawa sejumlah spanduk dan pamflet bernada penolakan terhadap pemilihan ulang rektor dan mengecam Menteri Agama dan mengusung sebuah "keranda mayat" sebagai tanda telah matinya demokrasi di perguruan tinggi Islam terbesar di Sumbar itu.BEM IAIN-IB dalam salah satu spanduknya juga menuntut Menteri Agama RI mundur dari jabatannya jika tetap memaksakan pemilihan ulang rektor. Di halaman gedung DPRD Sumbar, sejumlah aktivis BEM IAIN-IB juga menyampaikan orasinya. Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa IAIN-IB, Herman Suwandi dan Presiden BEM IAIN-IB, Ja`far selanjutnya membacarakan pernyataan sikap terhadap kondisi di kampus yang semakin memprihatinkan dan tidak lagi terkendali.Pernyataan sikap itu adalah menolak Pemilu ulang Rektor IAIN-IB periode 2005-2009, segera meng-SK-kan calon rektor terpilih periode 2005-2009, memperjelas status rektor yang sudah habis masa jabatannya. "Jika tiga tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan terjadi instabilitas di IAIN IB," kata Herman. Pernyataan itu, secara tertulis juga diserahkan BEM IAIN IB kepada ketua DPRD Sumbar, H Leonardy Harmainy yang menerima massa unjukrasa tersebut.Menurut Leonardy, pihaknya telah menyimak proses pemilihan rektor IAIN-IB pada tanggal 24 Desember 2006 mulai dari kegiatan pencalonan, pemilihan hingga pengajuan calon terpilih kepada Menteri Agama RI. "Secara akademis pemilihan itu telah memenuhi persyaratan," ujarnya. Menyikapi tuntutan BEM IAIN IB, DPRD Sumbar akan membentuk tim untuk mencarikan jalan keluar. DPRD Sumbar juga akan meneruskan pernyataan sikap BEM kepada Presiden, DPR-RI, Menko Kesra dan Menteri Agama.Usai penyampaian pernyataan sikap, ratusan massa BEM IAIN IB meninggalkan kantor DPRD Sumbar dengan tertib dan kembali ketempatnya masing-masing. Kisruh di kampus IAIN telah berlangsung sejak pekan lalu dipicu rencana pemilihan ulang rektor yang ditandai serentetan aksi unjukrasa ke DPRD Sumbar, Kantor Gubernur Sumbar, Kantor Kejati Sumbar dan Kantor Komnas HAM Sumbar.Sebelumnya, BEM IAIN IB menyatakan pemilihan ulang rektor akan "menciderai" demokrasi di kampus tersebut. "Kenapa harus diulang, bukankah rektor terpilih dihasilkan melalui proses pemilihan demokratis yang diikuti anggota senat, utusan dosen dan karyawan serta perwakilan mahasiswa," kata Presiden BEM IAIN Imam Bonjol, Ja`far. Di kampus IAIN akan digelar pemilihan ulang rektor karena hasil pemilihan sebelumnya yang dilaksanakan 25 Desember 2005 dan dimenangi Prof Dr H Nasroen Haroen, hingga saat ini belum dikeluarkan surat keputusan (SK) penggangkatannya oleh Presiden RI. Pada pemilihan 24 Desember 2005, Nasroen Haroen memperoleh 133 suara disusul Prof Dr H Maidir Haroen (109) dan Prof Dr H Yahya Jaya (1) serta sutu suara abstain. Hasil pemilihan itu telah dikirimkan ke Presiden RI melalui Menteri Agama RI untuk dikeluarkan SK bagi pengangkatan Nasroen Haroen sebagai Rektor IAIN Imam Bonjol. Akan tetapi hingga saat ini, Presiden RI belum juga mengeluarkan SK tersebut dan Menteri Agama RI menyampaikan pemilihan ulang Rektor IAIN Imam Bonjol."Pendapat itu tidak disertai alasan yang kuat mengapa pemilihan harus diulang, atau apa kesalahan yang terjadi pada pemilihan Desember 2005. Ini membingungkan kalangan kampus dan BEM," kata Ja`far. Sekaitan itu, BEM juga telah mengirimkan surat tertanggal Kamis 6 Juli 2007 kepada Menteri Agama RI untuk minta penjelasan mengapa SK pengangkatan Rektor IAIN belum juga keluar. "Surat itu hingga kini belum juga dibalas dan yang muncul justru dilaksanakan pemilihan ulang," katanya. "Kami menilai pemilihan ulang tersebut upaya menghancurkan proses demokrasi di IAIN Imam Bonjol, karena itu BEM akan menolak jika digelar pemilihan ulang," tegasnya. BEM IAIN Imam Bonjol selanjutnya mengirimkan surat pernyataan sikap kepada Presiden RI cq Menteri Agama RI Nomor : 042/BEM-IAIN IB/VII/2006 tertanggal 8 Juli 2006 dan ditandatangani Presiden BEM, Ja`far yang intinya menolak pemilihan ung rektor. Surat itu juga ditembuskan kepada DPD-RI, seluruh rektor di Indonesia, DPRD dan Gubernur Sumbar. Jika pemilihan ulang digelar, maka akan terjadi benturan antar berbagai pihak, terjadi kevakuman kepemimpinan di IAIN, menghabiskan dana, tenaga dan waktu, tegas Ja`far.(Ant/Ims)
Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua