Nasional

Menag: Kita Adalah Orang Indonesia Yang Islam, Bukan Orang Islam di Indonesia

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hari ini, Selasa (02/09), menerima kunjungan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama beberapa wartawan internasional yang tergabung dalam East-West Center: Collaboration, Ekpertise, Leadership.

Kedatangan sekitar 14 jurnalis ini dalam rangka “2014 Senior Journalist Seminar: Bridging Gaps Betwen The U.S. and The Muslom World” sekaligus lebih mengenal kehidupan umat Muslim di Negara-negara Muslim, termasuk di Indonesia. Mereka berasal Bangladesh, India, Iran, Iraq, Malaysia, Pakistan, Palestina, Singapura, USA, dan juga Indonesia.

Kepada mereka, Menag menegaskan bahwa umat Islam Indonesia adalah orang Indonesia yang beragama Islam dan bukan orang Islam yang kebetulan tinggal di Indonesia. “Kita berupaya betul meyakinkan kepada umat Islam Indonesia bahwa kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang sedang tinggal di Indonesia,” tegas Menag.

“Ini dua hal yang berbeda,” tambahnya didampingi Sekjen Kemenag Nur Syam, Pgs. Kepala Balitbang-Diklat, Kepala Pusat Informasi dan Humas, serta beberapa pejabat eselon II lainnya.

Menag menegaskan bahwa dalam kehidupan Islam di Indonesia, umat Islam senantiasa mengkaitkan antara Indonesia, Islam, dan kemodernan. “Kami di Indonesia itu sejak lama melalui tokoh-tokoh kami mencoba menerapkan paham keislaman, keindonesiaan, dan kemodernan. Kita selalu mengkaitkan antara Islam, Indonesia, dan kemodernan,” katanya.

“Jadi, bagaimanapun keindonesian kita inilah yang perlu dikedepankan dalam kita menjalani kehidupan keagamaan kita, termasuk kehidupan keislaman kita dengan tetap bisa menyerap nilai-nilai modernitas itu,” tandasnya.

Indonesia Sebagai Model

Dalam kesempatan berdialog, Guy Taylor dari Washinton Time mengatakan bahwa Islam Indonesia yang moederat toleran harusnya bisa menjadi model kehidupan beragama di dunia. Tapi, Guy Taylor mempertanyakan kenapa pemberitaan di justru tentang Islam yang militan dan ekstrimis.

“Indonesia sebagai Negara muslim moderat, kenapa bukan ini yang muncul di internasional, justru berita-beritanya yang militan?” tanyanya.

Akan hal ini, Menag mengatakan bahwa Indonesia terus mensosialisasikan dan memperkenalkan bagaimana Islam yang rahmatan lil alamin bisa menjadi mainstrean dalam kehidupan antar kita, bahkan di dunia internasional. Menurutnya, banyak forum internasional yang sekarang mulai melihat Indonesia sebagai contoh bagaimana mengelola keragaman dengan penuh kedamaian dan harmoni.

“Karenanya, yang perlu ditekankan di sini, kasus-kasus di Timur Tengah misalnya yang selama ini menjadi kiblat dunia melihat Islam, harus mulai diubah. Jangan hanya Timur Tengah saja yang menjadi potret wajah Islam, tapi juga belahan timur di mana Indonesia bisa menjadi contoh sesungguhnya dalam melihat bagaimana nilai-nilai Islam itu bisa diterapkan dalam ikut menjadi perdamaian di dunia,” pungkas Menag. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua