Daerah

Menag: Santri Diminta Membangun Daerah

Denpasar(Pinmas)--Menteri Agama Suryadharma Ali mengharapkan para santri yang telah selesai menempuh pendidikan termasuk di perguruan tinggi untuk bersedia kembali dan membangun daerahnya masing-masing. Dengan begitu, ilmu dan keterampilan yang dimiliki dapat memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. "Potensi di wilayah-wilayah sangatlah besar, namun belum dimanfaatkan sehingga dibutuhkan sumbangsih dari segenap pihak, termasuk para santri untuk memberdayakan masyarakat setempat," kata Menag pada acara Temu Nasional Tokoh Pendidikan dan Santri Berprestasi, di Kuta, Bali, Senin (7/2) malam. Menag mengatakan, pada dasarnya pembentukan karakter keilmuan para santri lebih diarahkan sebagai job creator atau pencipta lapangan kerja dan bukan sekadar job seeker atau pencari kerja. Untuk itulah, di pesantren mereka memperoleh pendidikan keterampilan, selain materi ilmu umum dan agama. Berbekal itulah, para santri pun diharapkan mampu berperan sebagai agen perubahan. "Mereka bisa menciptakan terobosan-terobosan berbagai hal dalam upaya memaksimalkan potensi di tiap wilayah," kata Menag. Dia menekankan, bila santri bersedia kembali ke daerah masing-masing serta mengabdikan ilmunya, percepatan pembangunan bisa terwujud. "Bahkan, mereka akan bisa memberi warna tersendiri, yakni dengan wawasan keagamaan yang kuat." Diakui Menag, saat ini tidak sedikit santri yang memilih mencari penghidupan di kota besar. Mereka enggan pulang ke daerahnya sehingga menjadi kurang berkembang. "Saya kira, pola pandang seperti itu harus diubah, sebab hakikat para santri adalah untuk berperan secara nyata di tengah masyarakat. Ini juga merupakan ajaran agama." Pada kesempatan itu, Menag memberikan penghargaan kepada para santri berprestasi penerima program beasiswa pendidikan dari Kemenag. Sejak 2005, beasiswa telah diberikan kepada sebanyak 1.970 santri berprestasi dari 571 pesantren di seluruh Indonesia. Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali menerangkan, para santri tersebut kini menempuh studi di sejumlah perguruan tinggi negeri, antara lain, Universitas Gadjah Mada, IPB, Unair Surabaya, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. "Sebanyak 210 santri berhasil meraih kelulusan," kata Ali. Pencapaian itu, kata dia, membuktikan kualitas lulusan pesantren tidak kalah dengan sekolah umum.(rep/yusuf A)

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua