Nasional

ORANG TUA DAN AGAMA PENANGKAL BAHAYA PORNOGRAFI

Pekanbaru, 24/11 (Pinmas) - Pornografi dan pornoaksi yang semakin merebak hingga ke kalangan remaja dapat ditangkal melalui pendidikan agama serta bimbingan orang tua. "Efek dari pornografi dan pornoaksi dapat berimplikasi pada tingginya angka kehamilan diluar nikah yang seringkali merebak dikalangan anak remaja," ujar Kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi Riau, H Abdul Gafar Usman, di Pekanbaru, Jumat. Menurut dia, keluarga, dalam hal ini orang tua merupakan unsur utama yang secara langsung dapat mempengaruhi perkembangan mentalitas dan akhlak anak-anaknya.Dikatakan dia, jika situasi lingkungan keluarga baik, maka secara tidak langsung dapat mendorong anak kearah yang baik pula. "Jika diprosentasekan, porsi keluarga dalam menanamkan nilai agama secara dini pada anak-anaknya dalam menangkal bahaya pornografi dan pornoaksi adalah sebesar 80 persen," jelas dia. Ia mencontohkan kasus yang terjadi di Kecamatan Dumai Timur Kota Dumai. Pada bulan Agustus 2006, Kantor Urusan Agama (KUA) setempat mencatat, sekitar 61 calon pengantin yang mendaftarkan diri untuk menikah, diantaranya sekitar 16 pasangan telah hamil sebelum dinikahkan. Sedangkan data di KUA Dumai Barat, pada bulan November 2006, 10 pasangan dari 31 calon pengantin yang terdaftar, telah hamil terlebih dahulu. Tingginya angka hamil diluar nikah itu, kata dia, termasuk hal yang dapat merusak citra daerah, bahkan bangsa Indonesia ini. Selain menanamkan nilai agama, orang tua juga harus melakukan pengawasan terhadap pesatnya kemajuan teknologi. Tontonan porno di layar televisi dan internet merupakan hal yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Ia menjelaskan, penerapan dan penanaman nilai agama dan bimbingan mental anak, tegas Gafar, orang tua harus melakukannya secara persuasif, yakni, dengan cara melakukan diskusi sesering mungkin kepada anak tentang aktivitas harian sang buah hati. Selain itu, orang tua juga dapat memberikan contoh positif dengan menciptakan keharmonisan berumah tangga serta tidak terlalu memaksakan kehendak anak dalam proses pengambilan keputusan. Diakui dia, usia remaja merupakan masa yang rentan akan masuknya pornografi dan pornoaksi, karena pada usia tersebut rasa keingintahuan anak sangatlah tinggi. Untuk itu dibutuhkan kesabaran dan intesivitas dalam mendidiknya.(Ant/Ims)
Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua