Nasional

Paradoks Kehidupan Masih Terjadi Saat Umat Islam Masuki Tahun Baru Hijriah 1427

*Bogor, 03/02 (ANTARA) - Walikota Bogor H Diani Budiarto mengungkapkan bahwa kondisi paradoks kehidupan beragama masih terjadi hingga umat Islam memasuki tahun baru Hijriyah atau dikenal pula sebagai tahun baru Islam, yakni di satu sisi ada kecenderungan peningkatan keummatan, namun pada saat yang sama juga terjadi melemahnya moralitas.

"Jadi, saat ini kita menghadapi sebuah paradoks atau sebuah kondisi yang memunculkan perbedaan situasi yang saling bertentangan secara ekstrim, yakni pada suatu sisi kehidupan beragama semakin menguat, tetapi di sisi lain moralitas masyarakat juga melemah. Paradoks inilah yang masih kita saksikan pada saat memasuki tahun 1427 hijriah atau 27 tahun sejak dikumandangkannya kebangkitan Islam di abad 14," katanya di Bogor, Kamis.

Hal itu disampaikan sehubungan dengan telah masuknya tahun baru Hijriyah di daerah yang dipimpinnya itu, yang diharapkan akan semakin memotivasi umat Islam, bersama elemen bangsa lain di "kota hujan" itu untuk terus memperbaiki diri menuju keadaan yang lebih baik dan maju. Ia mengatakan, gairah keislaman di dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, termasuk di Kota Bogor khususnya, telah memperlihatkan kecenderungan meningkat. Buktinya, sekarang bisa dilihat telah banyak perempuan berbusana Muslimah, juga sudah sering mendengar musik nasyid atau memanfaatkan bank syariah serta melihat munculnya partai Islam dan banyak fenomena lain, yang bisa dianggap sebagai pertanda bahwa kebangkitan telah berlangsung. Tetapi, diakuinya pula bahwa berbarengan dengan fenomena kebangkitan seperti itu, yang sangat memprihatinkan dengan kondisi umat saat ini kebanyakan hidup dalam kemiskinan, kebodohan serta dengan moralitas yang semakin rendah.

Menurut dia, harus diakui bahwa kebangkitan Islam adalah sebuah proses yang mungkin memakan waktu panjang sehingga tidak dapat menentukan kapan Islam benar-benar telah bangkit. "Oleh karena itu, hendaknya kita sadar bahwa ternyata masih banyak yang harus dilakukan umat Islam untuk bisa benar-benar memaknai kebangkitan Islam di abad ini," katanya. "Kita harus terus berjuang mengatasi masalah yang paling mendasar di dalam kehidupan umat Islam yaitu kemiskinan, kebodohan dan rusaknya akhlaq sebagian umat Islam," ucapnya. Karena itu, ia mengajak kepada seluruh umat Islam untuk menyatukan seluruh kekuatan umat Islam dengan mengesampingan perbedaan-perbedaan paham dan urusan khilafiah.

"Kinilah saat saatnya umat Islam lebur di dalam satu kekuatan dan satu gerakan dan satu tujuan yang sama yaitu membantu umat terbebas dari masalah-masalah yang terkait pendidikan, kesehatan, penghasilan keluarga yang minim, lingkungan yang kumuh, moralitas yang rendah dan sebagainnya," katanya. Menurut dia, sebetulnya umat Islam memiliki sarana yang dapat digunakan untuk mengatasi semua masalah tersebut, yakni memiliki peraturan tentang zakat, infaq dan wakaf yang jika dikelola dengan sebaik-baiknya maka akan mendorong munculnya kekuatan modal yang sangat besar. Umat Islam juga memiliki tuntunan hidup yang jelas berdasarkan nilai-nilai moral yang tinggi. "Karena itu, apabila semua itu dijalani dengan konsisten maka umat Islam akan menjadi masyarakat bermartabat dan shaleh," demikian Diani Budiarto. (Ant/myd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua