Nasional

Pengakuan Pimpinan Ponpes Amanah Soal Keberadaan Shahal Alamri

Palu, 16/02 (Pikda) - Pimpinan Pondok Pesantren Amanah Poso di Sulawesi Tengah, KH Adnan Arsal, mengatakan kedatangan ustadz Shahal Alamri di kota Poso ketika banyak guru agama Islam meninggalkan tugasnya untuk menyelamatkan diri dari gencarnya aksi pembunuhan yang dilakukan kelompok penyerangan saat konflik bernuansa SARA berkecamuk pertengahan tahun 2000.

"Ketika itu banyak masjid di Poso tidak lagi menggelar Shalat Jumat karena kekurangan imam dan khotib, namun dalam kondisi seperti itu ustadz Shahal datang bersama sejumlah rekannya untuk membimbing umat Islam setempat," aku Adnan kepada ANTARA di Poso, Kamis.

Menurut dia, kehadirin Shahal yang berasal dari Jawa Tengah itu sangat menguatkan jiwa warga kota Poso yang dilanda ketakutan dan trauma akibat banyaknya korban jiwa.Arsal sendiri kemudian mengajak Shahal merintis pembukaan Pondok Pesantren Amanah "Tanah Runtuh" di Kelurahan Gebang Rejo, kota Poso.Shahal lalu momboyong istrinya, Susilowati, dari Semarang dan menetap di kota Poso untuk mengajar di Ponpes Amanah sekalipun dengan gaji pas-pasan.Untuk menambah kebutuhan hidup, Shahal yang telah dikarunia empat anak itu berdagang minyak tanah di rumah berdinding papan di Kelurahan Gebangrejo, Poso Kota.

Setelah lima tahun menetap dan mengajar di Ponpes Amanah yakni pada Kamis pekan lalu (10/2), Shahal tiba-tiba diciduk oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) Antiteror karena diduga terkait dengan jaringan teroris Noordin M. Top dan Abu Mujahid.Arsal menilai tuduhan polisi itu berlebihan sebab selama menjadi tenaga pengajar di Ponpes Amanah, Shahal tidak pernah meninggalkan Poso dalam tenggat waktu lama. "Kalau dia keluar daerah, paling seminggu atau dua minggu sudah balik," ujarnya. Adnan Arsal yang juga Ketua Forum Perjuangan Ummat Islam Poso membantah Shahal anggota Jamaah Islamiah. "(Tuduhan) Ini hanya akalan-akalan saja," katanya menegaskan.(Ant/myd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua