Nasional

Presiden Pada Peringatan Maulid Nabi: Ingatkan Demokrasi Santun Ajaran Nabi Muhammad

Jakarta(Pinmas)--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan perilaku santun dan etika yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW harus menjadi inspirasi dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia. Dalam pidatonya pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/2) malam, Presiden mengatakan pelajaran yang ditinggalkan nabi besar itu dalam bidang demokrasi dan kehidupan politik adalah contoh yang arif bijaksana serta menjunjung tinggi harmoni. "Demokrasi yang dibangun adalah demokrasi disertai amanah penuh etika, kesantunan serta menjunjung tinggi akhlakul karimah, bukan demokrasi dilandasi permusuhan dan saling menjatuhkan," tuturnya. Demokrasi yang dibangun di Indonesia, lanjut dia, juga harus menjauhkan diri dari tirani kekuasaan golongan kuat serta pemaksaan kehendak yang dapat merusak keadilan. "Demokrasi harus santun, beretika, dan berakhlak sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah," ujar Presiden. Kepala Negara juga mengingatkan prinsip musyawarah mufakat demi negara masih memiliki tempat di alam reformasi masa kini. Untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad, Presiden mengatakan, pemerintah Indonesia pun menggelontorkan berbagai program strategis seperti bantuan sosial, kredit usaha rakyat, jaminan kesehatan masyarakat, serta program-program lain untuk kepentingan masyarakat marjinal. Presiden mengajak umat Islam Indonesia untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan negara di atas fondasi keimanan dan ketakwaan yang kuat. Dengan meneladani prinsip-prinsip ditinggalkan Nabi Muhammad SAW, Presiden berharap Indonesia akan menjadi bangsa sejahtera, maju dan berperadaban mulia di masa depan. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono dan menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II serta duta-duta besar negara Islam. Hikmah Maulid diberikan oleh Prof Mohammad Tholchah Hasan yang mengatakan Nabi Muhammad terbukti sebagai tokoh besar karena 14 abad setelah kematiannya, ajaran dan perilaku hidupnya masih berharga hingga masa kini. Nabi juga telah mengajarkan nilai demokratis dan egaliter serta menghapuskan berbagai praktik diskriminasi.(ant/ts)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua