Buddha

Sang Buddha Guru Dunia

Ilustrasi

Ilustrasi

Buddha merupakan gelar bagi seseorang yang telah mencapai Penerangan Sempurna. Ini sebagaimana Siddharta Gautama, setelah mencapai penerangan sempurna dikenal dengan Buddha.

Sang Buddha merupakan seorang pelopor atau penemu ajaran agama Buddha. Dhamma atau ajarannya pertama kali dibabarkan kepada lima pertapa. Selama 45 tahun Buddha mengajarkan ajarannya dari 588 SM hingga 543 SM, sehingga dapat berkembang dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Buddha kemudian dikenal dengan Sang Buddha Guru Dunia.

Sang Buddha mengajarkan Dhamma kepada orang, tempat, cara, metode, dan teknik mengajar yang berbeda dengan satu tujuan, yaitu agar semua makhluk terbebas dari penderitaan menuju kebahagiaan. Tidak ada satu pun ajaran Buddha yang tujuannya lain daripada itu. Oleh karena itu, dengan tujuan mulia ini, Sang Buddha menjadi Guru Tiada Tara. Sebab, Sang Buddha telah berjasa mengajarkan Dhamma, memberikan atau menunjukan jalan untuk menuju kebahagian terbebas dari keserakahan, kebencian, dan kebodohan.

Dhamma diajarkan menggunakan tiga cara. Pertama, Sang Buddha mengajar agar mereka yang mendengar dapat mengetahui secara mendalam dan mengerti dengan benar apa yang pantas untuk diketahui dan didengar. Kedua, Sang Buddha mengajar dengan menggunakan contoh-contoh, agar mereka yang mendengar dapat merenungkan dan melihat Dhamma dengan benar. Sang Buddha mengajarkan dengan menggunakan alasan-alasan sehingga mereka yang mendengar akan dapat mengerti dan memahami Dhamma dengan benar; Ketiga, Sang Buddha mengajar dengan cara yang luar biasa, sehingga mereka yang mengikuti dan melaksanakan dapat memperoleh faedah atau keuntungan sesuai dengan praktik yang dilakukan (A.I. 276; M. II.9.)

Dhammacakkappavattana Sutta merupakan khotbah pertama tentang Empat Kebenaran Mulia yang diajarkan secara sistematis yaitu: (1) Kebenaran tentang Penderitaan, (2) Kebenaran tentang sumber atau sebab Penderitaan, (3) Kebenaran Tentang Berakhirnya Penderitaan, dan (4) Kebenaran tentang Jalan Menuju Mengakhiri Penderitaan. Pada akhir uraian Dhamma ini, salah satu dari kelima pertapa bernama Kondanna mencapai tingkat kesucian pertama atau Sotapanna. Begitu juga yang terjadi pada Gotami Sutta, Samyutta Nikaya 5.3 Sang Buddha mengajar Dharma menggunakan analogi atau avadana dan perbincangan atau upadesa yang tampak pada kisah Segenggam Biji Lada. (Digha Nikaya, Sutta 16).

Uraian di atas menunjukkan keberhasilan Buddha sebagai seorang guru, yang mampu menuntun siswanya mencapai keberhasilan. Keberhasilan Sang Buddha dalam membabarkan Dhamma, semoga dapat menjadi inspirasi bagi para guru sehingga lebih inspiratif, inovatif, dan kreatif dalam menjalankan tugasnya. Sebagaimana Sang Buddha tanpa kenal lelah mengajarkan Dhamma agar semua makhluk terbebas dari penderitaan menuju kebahagiaan.

Guru dapat menjadikan sifat Buddha sebagai teladan agar pendidikan di Indonesia semakin maju seiring dengan perkembangan jaman dan kebutuhan. Tantangan di bidang pendidikan yang semakin besar diharapkan agar mampu menyiapkan peserta didik yang dapat bersaing dikancah global. Selamat Hari Guru Sedunia yang diperingati setiap 5 Oktober.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta. Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia

Unut Triyuliadi, S.Dt.B, Penyuluh Agama Buddha Kab. Melawi Prov. Kalimantan Barat


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua